Cerpen Cinta - Cinta Itu Murah Hati | Jovian Andreas
Dewi Handayani merasa terpekur setelah membuka mukenanya dari menjalani shalat subuh. Ia tahu akan ucapan ibu di sebelahnya yang menjadi tahanan bersamanya di sel penjara wanita itu. Dewi masih beruntung jika hukuman yang akan diterimanya nanti mungkin tidak lebih dari lima tahun. Apalagi kasusnya masih tergantung dari orang yang ditusuknya, belum mati. Sementara ibu itu, wah sangat berat.
Ibu Yeti, 50 tahun, kini masih tertidur.
Ia menceritakan motif ia membunuh anak laki-lakinya yang terpaksa dilakukan
karena tidak tahan akan sikap si anak yang sudah menindasnya. Anak laki-lakinya
yang remaja sudah bergajul wataknya dan suka melawan dia, hingga tindakan
terakhirnya adalah membakar anaknya itu hingga tewas. Sungguh keji, tapi dia
merasa rela kehilangan anaknya karena tidak tahan diperas dan dipukuli anak
laki-lakinya itu.
Sementara kasus Dewi adalah cemburu pada
mantan suaminya yang sudah menemukan penggantinya. Dewi juga mengalami masa
muda yang tidak indah. Dewi merasa menyesal terpaksa menusuk Eduard, mantan
suaminya itu demi memuaskan permintaan orang yang mengancamnya. Apa pasalnya,
jelas Dewi perlu merenungkan masa yang telah lewat itu…
Yah, sebagai anak pelajar SMA, Dewi
bersama teman gadisnya suka pada dunia hiburan, nonton band di berbagai tempat.
Dewi juga suka berkhayal punya suami pemain band, karena memang dia tahu pemain
band itu kaya dan hebat di matanya. Kenalah dia dengan Tommy Satrio yang memang
pemain band playboy, yang membuat Dewi ikhlas melepaskan kegadisannya pada si
penyanyi itu.. Dewi berharap Tommy bertanggung jawab karena otomatis, hubungan
gelap pasti akan membawa musibah yaitu hamil.
Tetapi Tommy selalu menghindar dan
menyuruh Dewi mengenali lagi berbagai laki-laki yang cocok jadi suaminya.
Mungkin si Tommy berpikir, buat apa menikahi anak SMA yang notabene, anak
seperti Dewi ini berasal dari keluarga sederhana, kalau tidak disebut minus.
Tommy mengenalkan teman kuliahnya yang rajin beribadah dan suka main sepakbola,
yaitu Eduard. Itulah cara Tommy melemparkan Dewi kepada Eduard dan terus kabur
tinggalkan Indonesia dengan alasan kuliah di negara orang..
Eduard pemain bola kampus yang memang
berhati baik dan sebetulnya sudah punya kekasih, Evelina gadis Eropa yang
kuliah di Jakarta. Dewi mulai tertarik pada Eduard meski tahu itu adalah
rencana Tommy agar lepas dari Dewi. Namun sebetulnya kasihan juga, kalau benih
di kandungan Dewi, menjadi tanggung jawab Eduard. Itulah kira-kira perkenalan
mereka saat Dewi memberi ucapan selamat usai pertandingan sepakbola antara
fakultas tekhnik versus fakultas ekonomi.
Jebakan Tommy berhasil saat malam itu.
Yah, Eduard saat menginap di tempat kostnya dibarengi Dewi saat tidur. Dengan
cara dipermalukan di depan banyak temannya, Eduard harus terima kalau ia tidur
dengan Dewi, hingga diharuskan segera menikah.
Eduard yang lugu atau mahasiswa yang tak
pernah berkecimpung dunia kelabu dan tetap berdedikasi pada masa depannya,
harus mengalah dan terima mejadi suami Dewi, padahal Eduard dan Dewi berbeda
agama. Singkat cerita demikianlah perjalanan hidup pasangan Eduard dan Dewi.
Meskipun akhirnya orang tua dan saudara
masing-masing tidak setuju ada pernikahan berbeda agama, yang tidak tahu apa
latar belakangnya itu.
Eduard tetap kuliah dan lulus. Ia
menjadi guru di SMP dan jadi guru bimbingan belajar di suatu tempat kursus.
Dewi harus segera menyiapkan diri hingga melahirkan anaknya dan syukurlah
suaminya setuju agar Dewi tetap melanjutkan sekolahnya hingga lulus SMA,
demikianlah waktu yang terus bergerak, tanpa masalah yang berat. Eduard
bertanggungjawab dan Dewi juga mencintai Eduard. Bahkan Dewi senang Eduard
menamai anaknya Amanda Amelia pada anak Dewi dari hubungan gelapnya dengan
Tommy.
Sayangnya tahun kelima pernikahannya
itu, muncullah si brengsek Tommy yang menemui Dewi sewaktu pulang kerja. Dewi
kaget, saat mobil yuke Tommy menahan laju jalan Dewi. “Halo Dewi.. Tambah
cantik aja!
Teringatlah Dewi akan lima tahun lewat
itu, kenapa mantan pacarnya itu memanggilnya. Juga menyuruhnyha masuk mobil.
Dewi ingin menjauh, namun Tommy keluar dari mobil dan mau mencium dirinya.
Tentu saja Dewi menampik. “Kurang ajar kamu!”
“Eh, kok gini, tanggapannya? Kan kamu
berutang budi padaku, Dewi..” urai Tommy dengan santainya.
“Apaan, sudahlah sana! Kan masih banyak
perempuan yang bisa kamu mau sama kamu, kak!” ucap Dewi mau terus berjalan.
Kata Dewi dia sudah menikmati hidup yang
wajar dengan suami yang baik, tetap dianggap lelucon oleh Tommy. Bahkan kata
Tommy pula,” Kita kan pernah beradegan panas di video, alias film po*no!”
Nah, kata-kata itulah menyesakkan Dewi
dan membuat Dewi cepat-cepat kabur akan perkataan cowok seperti Tommy.
“Eh p*rek!” sungguh sadis teriakan Tommy
yang hampir saja didengar orang lewat di jalan itu.
Dewi menangis pada malam harinya,
menyesali pertemuan itu dan ingin rasanya menyuruh suaminya pindah rumah.
Namun upaya Dewi tidak kesampaian,
karena Eduard juga yang didatangi Tommy, sambil menyerahkan jutaan rupiah pada
Eduard. Memang Eduard tersinggung, namun kata-kata Tommy disertai ancaman,
membuat Eduard menyerah. “Betulkah istrinya pernah melakukan hal yang tidak
baik itu, dengan Tommy pemain band yang juga anak konglomerat ini?”
Apalagi Eduard juga tak harmonis dengan
kakak Dewi yang fanatis, Farid, dan Ningsih. Eduard penuh tandatanya dan
akhirnya menjauh dari rumah istrinya dan menulis sms: aku mau pulang ke rumah
orang tuaku dulu..
Tommy mencoba menunjukkan kesombongannya
dengan datang menghadap ke rumah Dewi dan bilang pada Bapak Dewi, kalau dia
bersedia menikahi Dewi secara muslim. Sungguh keberanian ini, diamini pula
dengan alasan memang sepantasnya Dewi itu menikah dengan pemuda seiman. Tetapi
Dewi tidak suka pada kebrandalan Tommy. Namun orang tua bahkan tetangga, setuju
Dewi menikah lagi dan melupakan Eduard yang sudah jadi suaminya lebih dari lima
tahun.
Jadilah Dewi istri Tommy dan mengetahui
bagaimana bisnis narkoba Tommy yang meraup jutaan rupiah. “Tenang saja Dew, ada
yang beking..,” begitulah ucapan Tommy meski kelakuannya sudah menambah
kebencian Dewi padanya.
Ketika Dewi mengetahui suaminya itu
menjadi tambah brengsek, menjadi laki-laki gigolo, maka kesallah Dewi, kalau suaminya
itu memang hanya memperalatnya, bukan mencintai dan menghargainya. Dan terbukti
Dewi selalu menjadi umpan saat transaksi narkoba suaminya itu dengan
pembelinya. Sedih bukan?
Dewi yang cuma bekerja sebagai SPG di
supermarket, dijadikan pengantar narkoba ke beberapa diskotik, yang sebetulnya
Dewi tidak suka. Juga ke apartemen, yang bahkan pembelinya itu hampir-hampir
mau memperk*sa Dewi. Sial benar nasib Dewi, menjadi istri Tommy, kok malah jadi
tidak nyaman hatinya.
Eduard tetap laki-laki kristen yang baik
dan telah kembali menemukan pengganti Dewi, gadis yang suka dunia kerohanian di
gereja. Eduard sadar benar dia melakukan tindakan sembrono dengan menikah
dengan wanita yang kurang beres. Namun hati Eduard juga kasihan pada Dewi itu.
Dia manis wajahnya dan tak boleh terkungkung nasib yang tidak manis. Namun yah,
itulah takdir!
Dewi karena ada kesempatan, berhasil
menghubungi Eduard untuk melakukan pertemuan. Dan setelah itu Dewi bercerita
sebanyaknya dan meminta hubungannya disatukan lagi. “Lawanlah Tommy,” seru Dewi
pada Eduard.
Namun Tommy mulai menaruh curiga pada
istrinya. Apalagi sudah menentang dengan kata-kata menolak menjual narkoba.
Lalu Dewi berani bilang sangat berbeda jauh Tommy dengan Eduard, dan ini
membuat Tommy kesal dan berteriak, “Akan kubunuh si Eduard dan kukasih
kepalanya di depanmu!”
Sangat keji bukan kata-kata ini dan
memang hal itu hendak dilaksanakan Tommy kepada Eduard. Tindakan yang penuh
emosi ini, ternyata tidak direstui Tuhan. Pada hari betikutnya itu, Tommy
mengacungkan samurai pada Eduard di suatu jalan. Dikejar-kejarlah Eduard oleh
Tommy yang sedang ganas itu. Tiba-tiba sebuah truk melintas dan menabrak Tommy
hingga Tommy pun harus menghembuskan nafas terakhirnya. Meninggal dunia di
depan beberapa anak buahnya.
Hingga menjelang ending cerita itulah,
Dewi diancam anak buah Tommy untuk membunuh Eduard. Dewi memang sadar, dia
tidak akan mendapati cinta Eduard, apalagi Eduard juga menolak untuk rujuk,
bersatu lagi dengan Dewi. Maka Dewi ke rumah Eduard itulah, sambil dalam
pengamatan anak buah Tommy, Redy, maka ancaman itu dilakukan Dewi.
“Kita tidak ada cinta, kamu pura-pura
menjadi istriku dan aku berusaha menerimamu apa adanya. Kamu pilih jalan
hidupmu, dan aku rela melepasmu, Dew. Kenapa kamu kembali padaku?”
“Aku tidak ingin kamu membiarkanku
menderita, kak. Aku ingin kakak menyayangi anakku dan menolong hidupku..”
Pertentangan itu menjadi buntu. Dewi
tidak ingin Eduard, mantan suaminya menolak permintaannya. Hingga akhirnya
ditusuklah Eduard dengan belati yang sudah disiapkan anak buah Tommy itu di
tasnya. Maka rubuhlah Eduard dan Dewi merasa sedih telah menikam mantan
suaminya yang baik ini…
Kembali di depan gerbang sel Dewi. Saat
sipir menyuruh Dewi keluar pada siang itu. Dewi berjalan menemui Eduard dan
kedua orang tuanya yang berada di ruang tunggu. Eduard ternyata tidak meninggal
dunia, alias bisa sembuh dan sehat. Eduard berkata padanya: “Aku dan keluargaku
menarik tuntutanku, dan meminta polisi tidak melanjutkan perkaranya ke
pengadilan. Kamu dibebaskan Dew..”
Betapa murah hatinya Eduard dan
melegakan hati Dewi. Inilah nasib baik yang membuat Dewi bahagia dan bangga
telah mengenal Eduard yang tidak pernah menyakiti hatinya. Tuhan semoga ada
Eduard-Eduard yang lain di bumi ini, yang bisa mengarahkan segenap remaja di
Indonesia, untuk tawakal padaMu. Amin.
Cerpen yang berjudul "Cinta Itu Murah Hati" merupakan sebuah cerita pendek karangan dari seorang penulis yang bernama Jovian Andreas.
Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta - Cinta Itu Murah Hati | Jovian Andreas"