Cerpen Cinta - Kejutan | Alfred Pandie
Suara lagu di komputerku menggema di kamarku, lagu dari judika
aku yang tersakiti
Di luar
Suara burung bersiul di samping jendela
kamarku, embun pagi jelas menyisakan butir air di kaca kamarku di lantai tiga
ini.
Aku membuka sebuah kotak kiriman dari
alfred pacarku di kupang, sudah hampir dua tahun aku dan alfred pacaran hanya
lewat dunia maya dan hanya sekitar 8 sampai 9 kali kami ketemu, perkenalan
singkat itu membuatku jatuh hati.
Sebuah kotak berbentuk hati dengan
hiasan merah di tambah lingkaran pita pink melingkar. Sebuah kalung liontin,
surat, flassdisk, dan sebatang coklat cadbury. Aku terpaku dan menarik napas
panjang, aku meraih kalung liontin, yang membentuk hati, ketika di buka di
dalamnya 2 foto kami, sedang tersenyum hangat, aku meneteskan air mata dan
mendekatkan ke dadaku, aku terhenyak, ini kalung yang pernah ku berikan pada alfred
di saat ulang tahunnya ke-17. “kenapa ia mengembalikannya?” “a… a… ap.. apa
maksud dari semua ini?”
Aku meraih coklat, membuka dan
mencicipinya mencoba menahan gejolak di dalam hati, rasanya lembut dan manis
sekali, sama seperti kecupan hangat dan pelukan erat alfred dulu.
Sebuah surat dengan gambar love, dua
boneka yang berpegangan erat,
Dear mutiara..
Mutiara, bagaimana kabarmu di jakarta
malan ini?. mungkin ini surat terakhir dariku, saat kau membacanya aku mungkin
telah dengan yang lain, ini memang jalanku, mau bilang apa lagi, biar sampai di
sini mutiara, kamu memang ada di hati, tapi jarak memisahkan kita, sudah jangan
menangis lagi, tidak usah ingatku lagi, lupakan semua kenangan dulu-dulu, masih
banyak yang lebih baik dariku,
Semua yang pernah kita janji simpan
semua dalam hatimu sayang. maafkan aku tak bisa lagi mendustai semua ini,
terlalu lama akan membuatku tak ingin pisah, aku ingin kamu tahu, meski cuma
lewat udara, cuma dengar suara manismu, tapi cinta kita akan selalu menjadi kenangan
terindah, jujur saja akupun sangat menyayangimu, semua yang pernah terjadi
antara kita bukan lelucon. kamu telah hidup di hatiku, menyusuri semua mimpi
malamku. hariku penuh warna dengan cintamu
selamat tinggal mutiara.
Tapi ingat, yang telah kita rasa.
Aku menutup mulutku, menahan gejolak
yang menyayat dagingku.
Aku tak percaya, bagai bumi terbalik aku
menangis memanggil nama alfred, sekeras aku mencoba dan berusaha tak ada
jawaban, aku tak tahu, mengapa begini, semua yang pernah terjadi di antara kami
hancur.. begitu saja
Aku meraih flassdisk menyetel di komputerku..
foto-foto dan beberapa video. Saat aku
dan alfred di pantai..
bermain pasir, ia menggendongku di
pinggir aliran pantai, begitu hangat, kami merebahkan tubuh di putih pasir, aku
dan alfred menulis sebuah janji di atas pasir dan membentuk gambar cinta, serta
melingkarkan tanganku pada tubuhnya erat sekali. Di video lain. saat kami
sedang berjalan-jalan di bali, menikmati matahari yang mulai tenggelam, aku
mengatakan padanya “aku mencintaimu alfred, selamanya rasanya ini kini dan
nanti” sembari menunjuk matahari, “aku ingin matahari menjadi saksi cinta kita”
eh liat dia tertawa, dan menghilang, alfred kembali merangkul tubuhku erat,
dengan sebuah kecupan hangat di bibirku
Aku meraih speaker dan membanting di
lantai, dengan begitu keras, hingga hancur tak berbentuk, aku marah, aku kesal,
aku hancur, entah apa yang harus ku lakukan sekarang, aku berteriak mencaci
maki alfred. dengan bahasa kotor, aku ingin marah, kecewa, tapi sia-sia, alfred
sekarang tak disini dan tak akan pernah kembali lagi untuk melihat, menghapus
air mataku yang hancur, aku terluka, dan hancur. hanya alfred yang mampu
memberi semangat untuk kekasihnya ini.
Aku meraih hp di atas meja rias,
memasukan no yang ku tuju.
Kembali aku membanting hp itu hingga
semua berhamburan di bawah ranjang. ternyata no hpnya tidak aktif,
Aku melhat di kaca
“ya. tuhan kacau sekali, aku hari ini,
rambutku acak-acakan dengan air mata yang belum sempat mengering, di pipiku”
Aku duduk termenung, di lantai. Aku
menghapus air mataku, tapi terjatuh lagi,
Pintu kamarku di ketuk, aku benar_benar
tak ingin membukanya tak ada niat sama sekali, mereka yang sedang berdiri di
luar akan tahu keadaanku, aku hancur, kondisi kamarku hancur, seprei hampir
terjatuh, bantal sudah di lantai, berantakan sekali aku hari ini, tapi lebih
berantakan hatiku.
Pintu masih di ketuk, entah mengapa
sosok di luar sana tak menyerah saja. karena aku tak mungkin membukanya.
Satu jam berlalu…
Dua jam…
Tiga jam…
Empat jam…
Lima jam…
Enam jam…
Ya, tuhan.. siapa di balik pintu itu!?.
hebat sekali dia menunguku, sampai aku mulai menyerah, tak henti-hentinya ia
mengetuk pintu, berharap aku membukanya.
mungkin kedua orang tuaku, kenapa ia tak
bersuara dan hanya mengetuk bagai manusia idiot, dan lagi ia mengetuk di saat
yang tak tepat, di mana ku ingin sendiri dulu. meredakan hatiku yang kacau. Tak
menentu
Aku mulai menyerah, aku kasihan pada
sosok di balik pintu, entah berapa lama lagi ia akan menunggu di situ. jika aku
tak membukanya
Aku bangkit merapikan kamarku, merapikan
diriku, menyisir rambutku, mengganti pakaianku yang penuh dengan inggus dan
air mataku dan mencoba tampil seakan tak terjadi apa-apa, mencoba tersenyum
pada kaca berharap mereka tahu aku baik-baik saja. ya, baik-baik saja!
Aku berdiri di pintu, menunggu, menarik
napas dalam-dalam dan membuka pintu perlahan sekali.
“kreeeek, kkk..
“happy birthday to you.. mutiara.. .
happy birthday… happy birthday birthday, mutiiaaraaaaa…”
Aku hampir pingsan, tak bersuara, mulut
ku kelu,
Alfred sedang berlutut di depanku,
ditangannya sebuah kotak merah dengan cincin berlian, dengan jas hitam.. di
sampingnya 3 orang dengan jas hitam, kacamata hitam, sedang memegang kue tart
empat tinggkat, dan di tingkat paling atas sebuah boneka bertuliskan,
“SELAMAT ULANG TAHUN MUTIARA”
Dua buah lilin dengan angka 19.
Di belakangnya mama, papaku, kaka dan
adiku, dan lagi saudaraku semua, teman-teman kuliah, “ya, tuhan banyak sekali,
aku membelalakan mataku, mengucek dan melihat lagi, mereka semua dengan
spanduk di tangan
“MAUKAH KAMU MENIKAH DENGANKU MUTIARA
JANGAN BIARKAN AKU TERLALU LAMA MENUNGGU”
ALFRED
Ya, tuhan, jahaaat sekali, aku
menangiis.. aku menangis lepas sekali, aku tak dapat menahan air mata bahagia
ini.
Alfred bangun meraih tangan ku,
memasukan cincin itu ke jari tengahku, dan memeluk tubuhku erat, “aku
mencintaimu mutiara, selalu, sekarang dan selamanya, hanya maut yang dapat
memisahkan ragaku, ragamu” sebuah bisikan hangat di kupingku
Aku terdiam terpaku, “apa yang harus aku
lakukan”
Semua mata memandang dengan terus
menyanyikan “happy birthday”
Ada yang tertawa, ada yang menghapus air
mata mereka, aku tahu, aku lebih bahagia dari ini,
“kenapa kau biarkan aku terlalu lama
menungu di sini, apa kau sengaja menyiksaku?” alfred berkata sembari melilitkan
jas itu di tubuhku, menghapus sisa-sisa air mataku yang belum sempat mengering
“biarin, seharusnya aku tak membukakan
pintu, siapa suruh membuatku menangis!” aku berkata manja, memukul pundaknya.
Membuat semua tertawa, membuat suasana lantai tiga bagai di stadion sepak bola.
“huuh. dasaaar cengeng” kata alfred
menghapus air mataku
Tepukan tangan menggema di ruangan
Oh, alfred aku menyayangimu
malam berlalu dengan suka cita. perayaan
ulang tahunku ternyata begitu dahsyat, semua di atur alfred, mama dan papaku,
kenapa, aku bisa lupa pada hari manis ini.
“aku ingin meninju hidung alfred, karena
tak memberi tahu ku terlebih dahulu, Kan aku tak usah menangis seperti ini!
Cerpen yang berjudul "Kejutan" merupakan sebuah cerita pendek karangan dari seorang penulis yang bernama Alfred Pandie. Kamu dapat mengikuti facebook penulis di email berikut: alfredpandie@yahoo.com.
Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta - Kejutan | Alfred Pandie"