Cerpen Cinta - Where Love Sleeps | Puspita Sandra Dewi
Where Love Sleeps - Puspita Sandra Dewi
Ini adalah kisah cinta antara manusia
dan robot, antara Eiry dan Rachel.
Eiry adalah pemuda yang tak punya waktu banyak untuk hidup di dunia ini sedang Rachel adalah robot cantik dan manis yang dikirim untuk membantu Eiry.
Hingga akhirnya cinta mempersatukan
mereka berdua dalam tidur yang abadi.
Inilah tragedi cinta yang mengharukan…
‘Kau tak mengenaliku, tapi aku jatuh
cinta padamu. Aku hanyalah manusia yang tak punya waktu lama untuk hidup di
dunia ini. Yang kuinginkan hanyalah bagaimana caranya agar perasaan ini bisa
sampai padamu…’
Pagi itu Rachel diantar ke rumah Eiry
untuk menjaga dan membantu Eiry.
“Permisi? seru Rachel sambil membuka
pintu. “Tuan Eiry, perkenalkan nama saya Rachel?” lanjutnya sambil menundukkan
kepala dan membungkukkan badan dengan hormat.
Z . . z . . z . .
Sayangnya Eiry masih tertidur di atas
sofa setelah semalaman suntuk memikirkan pernikahannya yang semakin dekat.
Kalau tidak karena desakan ayahnya, Eiry lebih memilih untuk menghabiskan sisa
waktunya dengan bersantai dan melakukan hal yang menyenangkan hatinya.
“(Mungkin tuan Eiry tidak enak badan.
Kasihan, tuan Eiry tidak punya banyak waktu… itulah sebabnya aku di buat)” ucap
Rachel dalam benaknya.
Tak lama, Eiry terbangun dari tidurnya.
Dan segera Rachel memberi sikap hormat kepada tuannya itu.
“Tuan, sudah bangun? Ada yang bisa saya
kerjakan untuk tuan?” ucapnya masih tetap menunduk.
“Hhh.. kau boneka yang dibuat khusus
itu, ya?”
“Ya.. Ayah anda yang mengirimkan saya
dan memerintahkan saya untuk membantu anda”
“Entah apa yang dipikirkan orangtua itu,
aku ‘kan tidak punya waktu untuk main-main dengan boneka?! Bulan depan
tunanganku akan datang, aku tak punya waktu luang, itu sebabnya aku ingin
istirahat sekarang agar sanggup menjalankan kewajibanku untuk ‘Menikah sebelum
mati’?!”
“Jadi aku tak diperlukan?”
“Tenang saja, aku tak punya kekuatan
untuk mengusirmu. Silahkan tinggal di sini selama sebulan?”
“Baiklah tuan, (aneh… manusia bisa
menciptakan robot dan bisa memperbaiki apa saja, tapi kenapa tak mampu
memperbaiki tuan Eiry? Apa kerusakan tuan Eiry sangat parah?)” pikirnya polos.
Beberapa hari kemudian, dipagi hari.
“Selamat pagi tuan Eiry?”
“Pagi Rachel… (sial! pandanganku kabur)
h . . h . .” Eiry menahan sakit sambil memegangi perutnya.
“Tuan Eiry, anda kenapa?”
“Tidak apa-apa, aku hanya pusing”
“Mari tuan Eiry saya bantu duduk” ucap
Rachel, sambil memegang tangan Eiry.
“Terima kasih Rachel”
“Saya ambilkan teh buat tuan.”
Saat Rachel selesai menyuguhkan teh, ia
melihat Eiry dengan tatapan ingin tahu.
“Mengapa kau memandangi aku?”
“Bolehkah aku bertanya pada tuan?”
ucapnya dengan mimik serius.
“Tanya apa?”
“Tuan Eiry mengalami kerusakan apa? Apa
tidak bisa diperbaiki?” ucapnya.
Sontak Eiry langsung tertawa.
“Hahahahahahahaha!! Awww!!” ia menahan
tawa sejenak karena hatinya terasa perih ketika ia tertawa terlalu kencang.
“Hihihi!!” lanjutnya dengan tawa pelan.
“Kenapa tuan tertawa?”
“Aku berbeda denganmu! Jika progammu
rusak dapat diprogram ulang, jika mesinmu rusak dapat diperbaiki. Tapi jika
mesin manusia rusak sangat sulit untuk diperbaiki. Kerusakan satu organ dapat
menyiksa organ yang lainnya.”
“Kerusakan anda berada di mana?”
“Di sini..” ucapnya sambil memegang
permukaan hatinya. “Kerusakan hati yang sangat parah. Dan kerusakan ini sangat
menyebalkan, menyiksa, menyakitkan. Kalau ada donor yang tepat aku sudah pulih
sejak lama. Tapi sayangnya tidak ada donor yang tepat, bahkan di saat-saat terakhir
ini..” ucapnya dengan nada parau dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir.
Rachel segera memberikan serbet kepada
Eiry. Eiry menerima serbet itu dan menutupi wajahnya dengan serbet itu. Rachel
hanya memperhatikan Eiry dengan tanpa tahu harus berkata apa, tapi programnya
mengerti kalau manusia ini sedang menangis karena sesuatu yang membuatnya
sedih.
Seminggu kemudian, dipagi hari.
“Tuan Eiry, apa yang anda sukai?”
Eiry memandang kosong pada Rachel. Ia
merasa ada yang menarik dari robot perempuannya itu.
“Tuan?”
“Hm?!” ia tersadar dari lamunannya. “Kau
tadi mengatakan apa?”
“Apa yang tuan sukai?”
“Apa yang aku sukai? Entahlah, aku lupa.
Kalau kau? Apa yang kau sukai?”
“Aku suka saat aku sedang mengisi
bateraiku. Aku suka saat melihat tuan tertawa dan menangis. Aku suka jika aku
diminta mengerjakan sesuatu.” ucapnya dengan mimik tanpa ekspresi, dan selalu
begitu.
“Kau suka kalau diminta mengerjakan
sesuatu? Kalau begitu aku memintamu untuk tersenyum.”
“Tersenyum? Mengapa aku harus
tersenyum?”
“Senyum dapat membuatmu tampak lebih
nyata. Senyum adalah bentuk pelayanan yang paling mendasar. Melayani sambil
tersenyum dapat membuat orang yang kau layani itu merasa lebih nyaman
bersamamu, ia jadi merasa lebih dekat denganmu. Dalam kehidupan manusia, senyum
adalah hal yang terpenting.”
“Begitu ya? Jadi saya harus tersenyum.
seperti ini..” ucapnya, kemudian menunjukkan tersenyum manis.
“Ya begitu. Dengan senyuman itu aku
menjadi lebih nyaman sekarang. Biasanya kau selalu menunjukkan wajah tanpa
ekspresi, itu membuat aku tidak nyaman.”
“Hmm!” Rachel tertawa manis.” Baru
pertama kali aku mendapat kritikan seperti itu. Akan kusimpan baik-baik dalam
memoriku.”
“(Robot ini manis juga… Ehh! Apa aku
gila!!! Masa aku jatuh hati padanya?! Haha! Tidak mungkin!)” ucapnya dalam
hati.
“Tuan, sudah waktunya anda minum obat.”
“Ok. Terima kasih sudah mengingatkan.”
Dua hari kemudian, disore hari. Eiry
sedang menikmati secangkir tehnya dan Rachel berdiri di sampingnya. Eiry
melemparkan pandangannya pada daun-daun pepohonan yang berguguran yang ada di
luar.
“Apakah anda sedang memandangi
pohon-pohon itu?”
“Ya.”
“Kenapa?”
“Ikutlah keluar bersamaku.”
Eiry beranjak dari kursinya dan mulai
melangkah keluar rumah dan Rachel mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan
menghampiri sebuah pohon dan berdiri di bawah pohon itu. Sejenak Eiry memandang
ke atas pohon itu, dan Rachel pun menirukannya.
“Kau tahu kenapa daun-daun ini
berguguran?”
“Ya. Karena ini sedang musim gugur, dan
ini adalah hal yang alamiah.”
Kemudian Eiry menoleh pada Rachel begitu
juga dengan Rachel.
“Benar. Tapi yang lebih tepatnya adalah
karena yang tumbuh akan gugur dan yang hidup akan mati… Makhluk yang tak bisa
mati berarti tak bisa hidup.. Sebenarnya aku iri padamu…”
“Iri? Kenapa?”
“Kalau tak punya arti dan kegunaan,
robot tak akan dibuat. Kita tahu daun harus gugur karena ada saatnya mereka
harus gugur. Tapi manusia ingin semuanya berlanjut tanpa ada yang berubah, dengan
harapan seperti itulah robot sepertimu dibuat, ‘tak mati dan tak berubah’,
itulah impian setiap manusia, jadi kau punya arti dan aku menjadi iri padamu”
“Sebenarnya aku juga iri pada tuan. Aku
iri karena aku tak bisa tertawa, menangis, dan merasa sakit seperti tuan.
Terkadang aku merasa aku cuma hal palsu yang tak punya akhir, kecuali manusia
yang mengakhiri aku. Bisa mati karena hidup, tapi aku..”
Saat itu juga Eiry menarik bahu Rachel
dan memeluknya.
“Apa kau bisa dengar suara detak
jantungku..?”
“Ya tuan.”
“Sebentar lagi detak itu akan berhenti,
dan saat itu terjadi aku ingin kau berada di sisiku.. Hanya kau Rachel..”
“Baik tuan.”
“(Bagaimana caranya agar perasaanku bisa
sampai padamu? Aku tahu ini gila, tapi aku jatuh hati padamu..)”
Sebulan hampir berlalu, dan karena Eiry
harus pergi ke luar kota untuk melaksanakan pertunangannya, maka ayahnya
mengirim mobil untuk menarik Rachel. Hal ini ternyata membuat Eiry sedih dan
gelisah.
“Tinggal dua hari lagi aku bersama tuan,
ya?”
“Iya?”
“Dua hari lagi tunangan anda akan
datang, ‘kan?”
“Begitulah?” ucap Eiry dengan mimik
sedih. “Kau masih ingat janjimu waktu itu, ‘kan?”
“Masih tuan. Apapun yang terjadi aku
akan menyimpan memoriku bersama tuan dengan baik. Aku akan berada di samping
tuan saat ‘detak’ itu berhenti. Aku sudah berjanji dan aku akan menepatinya.”
ucapnya sambil tersenyum.
“Sebenarnya aku tidak ingin berpisah
denganmu. Jika boleh memilih, aku lebih memilih menghabiskan waktu bersamamu
daripada dengann wanita lain yang hanya menginginkan hartaku saja.”
“Kenapa tuan lebih memilih untuk
menghabiskan waktu bersamaku?”
“Karena aku… aku… aku menyukaimu..”
“Menyukaiku? Tapi aku hanya robot.”
“Karena itu aku menyukaimu.. Berbeda
dengan tunanganku yang bermata duitan itu.. kau tidak menginginkan apa-apa
dariku, hanya ingin melayaniku dengan baik. Meski kau tak punya organ hati dan
jantung tapi kau punya sifat yang tulus dan polos seperti anak kecil. Kau hanya
ingin melayani dengan baik itu sama artinya kau ingin melayani dengan sepenuh
hati. Karena itulah aku sangat menyukaimu..”
“Tuan..”
Detik itu juga Eiry meraih Rachel dan
mendaratkan ciuman di bibir Rachel, kemudian memeluknya dengan erat. Rachel
tidak mengerti, tapi ia merasa seperti ada sesuatu yang korslet pada
programnya, ia merasa seperti tersengat arus listrik yang kecil yang
memerintahkannya untuk melingkarkan tangannya pada punggung Eiry dan ia
melakukannya.
Eiry meneteskan air matanya di bahu
Rachel, ia tak mau melepaskan Rachel dari pelukannya.
“Aku menyukaimu Rachel.. sangat
manyukaimu… Aku mencintaimu..”
“Aku juga menyukai tuan Eiry.” jawabnya
polos sambil tersenyum, meski ia sendiri tidak tahu pasti apa yang barusan
diucapkannya.
‘Aku tidak menginginkan apapun, aku
hanya menginginkan kau berada di sisiku sampai saat itu akan datang.’
Dua hari kemudian, dipagi hari. Eiry
sudah bersiap untuk pergi.
“Kau tunggulah di sini, aku akan
menyelesaikan masalahku dengan tunanganku itu. Aku juga sudah membatalkan mobil
penjemputmu. Setelah masalahku selesai, aku aku akan segera kembali ke sini.
Dan kita akan meninggalkan tempat ini. Berjanjilah untuk tidak meninggalkan
tempat ini apapun yang terjadi.”
“Aku berjanji tuan.”
Eiry mengecup dahi Rachel dan segera
mninggalkannya. Dengan segera ia membawa mobilnya melaju kencang menuju bandara
untuk menemui tunangannya itu.
Setibanya di bandara ia segera bertemu
dengan tunangannya itu.
“Hallo Eiry, aku sangat merindukanmu!
Kenapa kau lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi! Oh iya! Kudengar paman
mengirimkanmu robot perempuan untuk membantumu, aku iri pada robot itu.
Seharusnya aku yang menemanimu, bukan robot jelek itu!”
“Tolong jaga bicaramu Sherry! Aku datang
ke mari bukan untuk menjemputmu, tapi untuk menyampaikan kalau aku tidak akan
menikah denganmu. Itu saja.”
“Apa?!!” ucap wanita itu tak percaya.
“Apa paman yang memintamu?”
“Tidak, ini kemauan dan keputusanku
sendiri.”
“Aku tidak percaya!!? Apa ini karena
robot sialan itu?!! Apa kau jatuh hati robot tolol itu?!!”
“Ya. Aku jatuh hati padanya dan
mencintainya. Lebih baik aku bersamanya, daripada bersama wanita yang ingin
menikah denganku karena hartaku saja?!”
“Tidak bisa dipercaya!! Tidak masuk
akal!! Kau ini bodoh atau apa Eiry!!! Bagaimana mungkin kau bisa mencintai dan
dicintai sebuah robot, dan bercinta dengan robot?!! Mustahil Eiry!! Apa kau
tidak pernah menyadari kalau aku sangat menginginkanmu?!”
“Yang kau inginkan hanyalah hartaku.”
jawab Eiry ketus.
“Tuhan?!! Kau memang bangsat Eiry!! Kau
akan menyesalinya!!”
“Terserah kau mau ngomong apa. Aku pergi
dulu.”
Eiry melangkah meninggalkan tunangannya
itu.
“Oh iya, kudengar kau membatalkan mobil
penjemput robot sialan itu, ya?”
Seketika Eiry menghentikan langkahnya
dan menoleh pada wanita itu.
“Aku sudah menduga hal ini terjadi. Jadi
aku menghasut paman untuk mengirimkan mobil penjemput lagi. Dan paman meminta
mereka untuk menghilangkan memori robotmu itu.”
“Kau memang wanita sialan!!”
Eiry segera berlari meninggalkan bandara
dan segera masuk ke mobilnya dan melesat dengan cepat.
“Rachel, bertahanlah..”
Di rumah Eiry, sudah berkumpul tiga
orang pria berbadan besar dan tegap yang siap menangkapnya. Hal ini terjadi
karena Rachel membukakan pintu untuk mereka karena mereka mengaku sebagai
kenalan Eiry.
“Wahh? Manisnya robot orang kaya, beda
dengan robot biasa yaa?” ucap seorang di antara mereka.
“Mau apa kalian bertiga. Kenapa kalian
membawa sejata listrik itu?”
“Robot manis, kami disuruh untuk
membawamu dari sini dan menghilangkan memorimu. Dan jika kau melawan kau sudah
dapat membayangkan apa yang terjadi, ‘kan?”
“Tidak. Aku sudah berjanji pada tuan
Eiry untuk tidak meninggalkan rumah ini, dan tidak ada seorang pun yang boleh
menghilangkan memoriku kecuali aku sendiri.”
“Robot manis, majikanmu itu akan segera
mati. Kau akan ditinggalkan untuk selamanya. Dia berbeda denganmu, kau tak
memiliki jiwa, hal yang kau anggap memori atau kenangan itu cuma dusta belaka.”
“Aku tak peduli itu dusta atau tidak.
Tapi yang jelas tidak ada yang boleh membawaku dari sini dan menghapus memoriku
kecuali aku menginginkannya dan kecuali itu perintah tuan Eiry!” ucap Rachel
dengan nada tinggi.
“Kau merepotkan juga ya, robot manis!
Kalau begitu kami bertiga terpaksa membawamu secara paksa!! Ayo teman-teman
kita bereskan robot yang satu ini, agar kita bisa bersantai kembali?!!”
“Ok!!”
Segera mereka menyalakan senapan listrik
itu dengan tegangan tinggi, dan mendekati Rachel dengan hati-hati.
“Jangan mendekat! Atau aku terpaksa
membunuh kalian!”
Tangan kanan Rachel berubah menjadi
pistol revolver. Senjata yang cukup kuat untuk menembus lapisan ketujuh kulit
manusia. Robot pembantu seperti Rachel memang diperlengkapi dengan senjata itu.
Senjata itu digunakan untuk berjaga-jaga, hanya apabila dia dan tuannya dalam
keadaan bahaya.
“Kurang ajar!! Kau berani mengeluarkan
senjatamu!! Kau telah melanggar peraturan, robot sialan!! Kau tidak boleh
mengeluarkan senjatamu kecuali kau dan tuanmu dalam keadaan bahaya!! Hh! Kau
membuat kami semakin mempunyai alasan yang kuat untu menon-aktifkanmu!!! Robot
bodoh!!” mereka tertawa puas.
Mereka bertiga menembakkan sengatan
listrik yang cukup tinggi. Rachel hanya bisa berteriak menahan sengatan listrik
itu. Sampai akhirnya ada yang memukul seorang dari antara mereka dengan pemukul
baseball sampai roboh ke lantai. Seketika itu juga dua orang yang lainnya
menghentikan tembakan mereka, dan menoleh pada sipemukul itu.
“Rachel!!”
Eiry segera berlari menghampiri Rachel
yang terkulai tak bertenaga. Eiry menyentuh Rachel tapi ia langsung menarik
kembali tangannya, tubuh Rachel menjadi panas karena sengatan listik itu.
“Tuan sudah kembali?” ucapnya dengan
suara seperti berbisik.
Seketika itu juga Eiry berdiri dan
menoleh pada ketiga orang itu. Ia merasa emosinya sudah mencapai ubun-ubun.
Seandainya saja ia memegang senjata, sudah ditembaknya kepala ketiga orang itu.
“Sialan!! Keluar dari rumahku sekarang
juga, sebelum aku menelepon polisi!!”
“Dasar manusia tidak tahu diuntung!!
Sudah mau mati saja, masih berlagak sombong!!” kata seorang dari antara mereka.
“Sialan!! Kau sudah memukul kepalaku!!
Sekarang terimalah akibatnya!!” ucap lelaki yang dipukul itu sampil mengarahkan
sejata listriknya pada Eiry.
“Apa yang mau kau lakukan, Bob?” tanya
seorang dari antara mereka.
“Menghabisi dia dan robot sialannya
itu!! Apa kalian tidak mau ikutan?!! Setelah mereka mati, kita geledah isi
rumah ini, mengambil semua harta berharganya, lalu pergi meninggalkan kota
jahanan ini!!”
“Hmm, ide bagus!! Aku juga sudah bosan
dengan pekerjaan sialan ini!!”
“Aku juga!! Hahahahaha!!!”
“Sialan! Mau apa kalian!!! Cepat angkat
kaki dari rumahku!!”
“Tenang tuan muda!! Kami akan
mempercepat proses kematianmu dengan robotmu itu. Bukankah lebih baik kalau
kalian mati bersama?! Bukankan itu yang kau inginkan?!”
“Ok. Bersiap semuanya!!” ucap Bob pada
kedua temannya itu.
Mereka mengangkat senjata listrik itu
dan mengarahkannya pada Eiry dan Rachel.
“(Tidak! Tidak akan kubiarkan mereka
menyakiti tuan Eiry!!)”
Seketika itu juga, Eiry mendengar
desingan peluru tiga kali dari balik badannya. Ketiga pria itu segera
menjatuhkan senjatanya, karena masing-masing peluru itu tepat mengenai lengan
kanan mereka. Dan segera Eiry menoleh ke belakang. Dilihatnya tangan kanan
Rachel berubah menjadi revolver dan menguarkan asap yang berbau mesiu. Kemudian
revolver itu berubah kembali menjadi sebuah tangan.
Segera ditangkapnya tubuh Rachel ketika
akan jatuh, dan digendongnya dengan kedua tangnnya. Tubuh Rachel masih terasa
hangat. Dilihatnya ketiga lelaki itu berlari kocar-kacir sambil mengeluarkan
kata-kata makian.
Lalu Eiry membawa Rachel ke kamarnya dan
merebahkan tubuh Rachel di atas ranjangnya. Ia duduk di tepi tempat tidur
sambil menggenggam tangan kanan Rachel yang terasa lebih hangat karena letusan
revolver itu.
“Ternyata kau cukup ringan untuk
digengendong. Kupikir beratmu mungkin mencapai seratus kilo lebih!?” ucap Eiry
sambil tersenyum.
“Haha!! Beratku sama dengan wanita
normal lainnya, tuan!” ucapnya dengan suara pelan. “Tuan, apa benar hal yang
kuanggap sebagai memori atau kenangan ini hanya dusta belaka?”
“Tidak! Itu tidak benar. Semua kenangan
punya arti. Dusta berarti kebersamaan kita ini tidak nyata, tapi karena
kebersamaan kita ini nyata maka dia memiliki arti. Walaupun suatu saat nanti
salah satu dari antara kita akan kehilangan memori ini, tapi seorang diantara
kita akan tetap menyimpannya. Itulah sebabnya kau dan seluruh memorimu bukanlah
hal dusta. Kau adalah hal yang paling nyata dalam hidupku dan di dalam sini…”
ucapnya seraya meletakkan tangan Rachel di atas dadanya.
Tiba-tiba Eiry merasakan sakit yang
sangat menusuk pada hatinya. Begitu sakitnya sampai ia meneteskan air mata.
“Tuan? Anda sakit?” tanya Rachel dengan
nada lemah.
“Tidak. Aku tidak apa-apa. Tenang saja,
sebentar lagi ini akan berakhir.. aku tidak akan merasakan sakit lagi untuk
selamanya…”
Segera Eiry berbaring di samping Rachel.
Ia mengecup dahi Rachel kemudian mengecup lembut bibirnya. Lalu Eiry mendekatkan
kepalanya pada kepala Rachel, sambil tetap meletakkan tangannya dan tangan
kanan Rachel di atas dadanya.
Siang itu langit terlihat sangat cerah,
Eiry dapat melihat daun-daun yang berguguran yang ada di luar dari dalam
kamarnya.
“(Tuhan! Sakit ini tak bisa kutahan
lebih lama lagi.. Kumohon jangan membuatku lebih menderita.. Bawa aku dan
Rachel bersamamu sekarang… Meski dia tak punya nyawa tapi dia punya jiwa yang
lahir dariku… karena separuh jiwaku ada bersamanya.. karena itu pertemukanlah
kami di sana..)”
“Tuan? Aku mencintai tuan..” ucap Rachel
dengan senyum manisnya.
“Aku juga mencintaimu.. Sekarang kita
pejamkan mata, ya?”
Sunyi..
Hai semuanya…
Terima kasih kalian mau membaca cerita
singkatku ini samapai selesai.. Aku sangat senang. ^_^
Oh iya?! Ini karanganku yang pertama
lho?! Cerita ini kutulis saat aku kelas 2 SMP.
Aku terinspirasi dari sebuah film, tapi
aku lupa apa judulnya. Film itu menceritakan tentang sebuah robot laki-laki
yang jatuh cinta pada seorang anak perempuan muda dari keluarga yang ia layani.
Dan akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan rumah tuannya itu, dan meminta
seorang dokter untuk menjadikannya manusia. Butuh waktu bertahun-tahun lamanya
sampai akhirnya ia menjadi manusia setengah robot. Tapi ia tidak tahu kalau
ternyata wanita yang dicintainya itu sudah tua dan sudah menikah juga memiliki
anak yang mirip dengan wanita itu. Singkat cerita, dia dan anak perempuan
wanita itu saling mencintai dan akhirnya mereka meninggal bersama dengan tenang
di sebuah rumah.
Soal nama-nama tokonya, jujur pertama
sekali aku menulis cerita ini aku tidak tahu harus memberi nama apa pada kedua
tokoh ceritaku ini. Tapi akhirnya, aku memutuskan untuk memakai nama sahabat
baikku untuk tokoh perempuannya yaitu Rachel. Untuk Eiry, aku cukup lama
memikirkan nama untuknya, sampai suatu malam aku berhasil menggambungkan
keempat huruf itu. Dan aku sangat suka dengan namanya.
Aku juga minta maaf pada teman-teman
semua, karena cerita ini memiliki banyak kekurangan. Tapi aku akan sangat
senang jika teman-teman memberi masukan.
Terima kasih sekali lagi
Cerpen yang berjudul "Where Love Sleeps" merupakan sebuah cerita pendek kehidupan karangan dari seorang penulis yang bernama Puspita Sandra Dewi. Kamu dapat mengunjungi blog penulis di link berikut: http://worldartsandra.blogspot.com
Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta - Where Love Sleeps | Puspita Sandra Dewi"