Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nyata Jeffrey Dahmer Sang Pembunuh Berantai Dari Milwaukee

Pict From: rollingstone.uol.com.br

Jeffrey Dahmer adalah seorang pembunuh berantai dan peleceh seks yang berasal dari negara Amerika Serikat. Dahmer telah membunuh sebanyak 17 orang diantaranya ada yang masih anak-anak antara tahun 1978 sampai tahun 1991. Kebanyakan pembunuhan yang dilakukan dahmer terjadi antara tahun 1987 dan 1991.

Tidak hanya pembunuhan keji yang dilakukan Jeffrey Dahmer, namun ia juga melakukan tindakan keji lainnya seperti pemerkosaan, mutilasi, nekrofilia, dan kanibalisme. Ingin tahu kisahnya lebih lanjut? Yuk baca postingan ini sampai habis.

Siapakah Jeffrey Dahmer?

Jeffrey Dahmer adalah seorang anak yang lahir dari pasangan bernama Lionel dan Joyce Dahmer. Jeffrey lahir pada tanggal 21 Mei 1960 di West Allis, Wisconsin.

Ayah Jeffrey Dahmer yaitu Lionel Dahmer bekerja sebagai seorang ahli analisis kimia. Sekitar umur 8 tahun, keluarga Dahmer pindah ke Bath, Ohio dan Jeffrey Dahmer kecil bersekolah di Revere High School.

Massa Kecil Jeffrey Dahmer

Sejak kecil, Jeffrey dahmer kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan ayahnya sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang analisis kimia dan ibunya sering depresi parah.

Kedua orang tuanya selalu bertengkar, sang ibu sering menyalahkan suaminya karena sibuk bekerja dan menelantarkan Jeffrey, begitu pula sebaliknya, sang ayah menyalahkan istrinya karena selalu sakit-sakitan dan minum obat-obatan sehingga tidak meluangkan waktu untuk Jeffrey. Joyce sang ibu pernah overdosis dan Jeffrey lah yang menelpon medis untuk menolong ibunya.

Jeffrey Dahmer pernah menjalani operasi hernia pada saat berusia 4 tahun. Operasi hernia adalah operasi yang dilakukan untuk melepaskan jepitan usus, menutup lubang pada dinding perut agar usus tersebut tidak turun melalui lubang itu. Sejak operasi ini, Jeffrey Dahmer semakin menarik diri dari lingkungannya.

Sejak kecil Jeffrey Dahmer sudah memiliki perilaku yang sedikit aneh, oleh karena itu dia sering mendapatkan pembulian dari teman-teman di sekolahnya.

Jeffrey menunjukkan ketertarikannya terhadap pekerjaan sang ayah yang suka berburu binatang yang sudah mati dan membedahnya. Jeffrey kemudian juga tertarik dengan tulang belulang, ia diajarkan oleh ayahnya bagaimana cara membedan dan mengawetkan kerangka tersebut.

Jeffrey Dahmer Saat Remaja

Pada masa sekolah menengah, Jeffrey mulai menyadari bahwa dirinya adalah seorang homoseksual (penyuka sesama laki-laki), namun dia tidak memiliki fantasi seksual yang gelap dan aneh seperti pasangannya yang ‘tidak responsif’ dan hal-hal berbau pembedahan.

Pembunuhan Pertama Jeffrey Dahmer

Setelah kedua orang tuanya bercerai karena memiliki hubungan yang tak harmonis, ayahnya pergi minggat dari rumah sementara ibunya juga pergi dari rumah membawa david adiknya jeffrey. Kepergian sang ibu dari rumah tidak diketahui oleh sang ayah, sehingga Jeffrey Dahmer benar-benar sendirian kala itu di rumahnya.

Singkat cerita, sewaktu ia mengendarai mobil ia bertemu seorang laki-laki yang ingin meminta tumpangan. Lelaki itu meminta tolong Jeffrey untuk mengantarnya ke konser, Jeffrey mengiyakan permintaan lelaki itu namun dengan syarat untuk singgah ke rumahnya terlebih dahulu.

Di rumahnya setelah berbincang-bincang dan meminum alkohol, tiba-tiba Jeffrey mencium temannya itu, sontak lelaki itu mendorongnya. Jeffrey marah dan merasa kesal lalu memukulnya dengan menggunakan barbel.

Korban yang bernama Steven M (18 tahun) tewas setelah itu. Keesokan harinya, Jeffrey yang panik lalu memutilasi tubuh steven dan menyebarkan tulang-tulangnya di hutan dekat rumah orang tuanya.

Setelah dua tahun, pihak kepolisian menemukan sekitar 50 tulang yang berada di hutan. Kejadian ini didengar oleh pihak kampus Jeffrey, Ohio State University. Ditambah lagi, The Akron Beacon Journal menuliskan bahwa dia sangat buruk secara akademis.

Ia dikeluarkan dari kampus karena ia gagal dalam semua mata kualiahnya. Bahkan, Jeffrey Dahmer hanya mendapatkan IPK sebesar 0,45.

Jeffrey Bergabung dengan Angkatan Darat Amerika

Setelah dikeluarkan dari kampus, Jeffrey dimasukkan ke dalam Angkatan Darat Amerika oleh ayahnya. Jeffrey menjadi tentara pada tahun 1979 dan bertugas sebagai tentara medis.

Karena kepribadian Jeffrey yang semakin buruk dan selalu mabuk-mabukan, ia dikeluarkan dari militer pada tahun 1981. Namun, Jeffrey diberhentikan dengan hormat.

Kepribadian Jeffrey Semakin Memburuk

Setelah keluar dari militer, ia kembali bersama dengan ayahnya dan ibu tirinya, Shari. Tidak lama setelah itu, Jeffrey kembali ditangkap polisi karena selalu mabuk-mabukan dan berperilaku tidak tertib, lalu ia dibebaskan kembali.

Semakin beranjak dewasa, rasa seksual dan pembunuhan yang ada di dalam dirinya semakin bertumbuh dan tak tertahankan. Setiap kali ia pergi ke diskotik khusus pria, dia akan menggoda lelaki di sana dan merayunya untuk ikut ke apartemennya. Di sana, ia tidak segan-segan membunuh pria yang dia ajak. Selama ia hidup, diketahui bahwa Jeffrey telah membunuh 23 orang dan semuanya adalah laki-laki yang berumur antara 14-36 tahun.

Jeffrey Dahmer adalah seorang kanibal

Kanibalisme adalah sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup memakan makhluk sejenis lainnya. Contohnya seperti manusia yang memakan manusia. Itulah yang dilakukan oleh Jeffrey Dahmer terhadap korban-korbannya.

Seorang jurnalis bernama Nancy Glass pernah bertanya pada Jeffrey kenapa ia melakukan kanibalisme. Jeffrey mengaku bahwa alasannya adalah ia ingin menjadi bagian dari korbannya, dia selalu putus asa, sangat kesepian, dan merasa sangat malu menjadi gay. Sang jurnalis mengatakan bahwa saat wawancara Jeffrey terlihat sangat normal, itulah yang membuatnya sangat menakutkan.

Korban Jeffrey yang masih remaja

Pada dini hari di tanggal 27 Mei 1991, Konerak Sinthasomphone yang masih berusia 14 tahun dan merupakan adik laki-laki dari seorang anak laki-laki yang juga pernah dilecehkan oleh Dahmer tahun 1988, ditemukan berkeliaran di jalan dalam keadaan telanjang. Ia diketahui seperti di bawah pengaruh obat-obatan dan pendarahan di rektumnya. Dua wanita muda dari lingkungan itu menemukan bocah laki-laki itu dan menelepon 911.

Dahmer mencoba mengejar korbannya dan membawanya kembali ke apartemen, namun dua wanita itu menghentikannya. Dahmer memberi tahu John Balcerzak dan Joseph Gabrish, petugas polisi yang dikirim ke tempat kejadian bahwa Sinthasomphone adalah pacarnya yang sudah berusia 19 tahun. Mereka bertengkar saat sedang minum-minum.

Kedua wanita itu menjelaskan lagi bahwa pria tersebut masih bocah karena terlihat dari wajahnya, namun polisi lebih percaya kepada informasi yang diberikan Dahmer. Di malam harinya Dahmer membunuh dan memotong Sinthasomphone dan menyimpan tengkoraknya sebagai pajangan.

Jeffrey Dahmer Ingin Membuat Zombie

Dahmer mendapatkan ide bahwa ia ingin mengubah korbannya menjadi “Zombie” pasangan seksual yang selalu tunduk akan perintahnya dan awet muda. Ia melakukan eksperimen ini dengan cara mengebor lubang ke tengkorak mereka dan menyuntikkan asam klorida atau air mendidih ke area lobus frontal otak mereka dengan jarum suntik yang besar.

Penangkapan Jeffrey Dahmer

Kisah pembunuhan Jeffrey berakhir saat ia mencoba memikat seorang pria bernama Tracy Edwards pada tanggal 22 Juli 1991. Saat akan dikurung, Edwards berhasil melawan dengan memukul wajah dan menendang perut Dahmer. Setelah itu kemudian ia kabur ke jalanan dengan posisi tangan terborgol oleh Jeffrey Dahmer.

Edwards mendapatkan perhatian dari polisi Milwaukee yang sedang melakukan patroli, yaitu Robert Rauth dan Rolf Mueller. Dua polisi tersebut membawa Edwards kembali ke apartemen Jeffrey dan melakukan penggeledahan.

Setelah melakukan penggeledahan, polisi menemukan beberapa foto korban Jeffrey yang sudah dalam keadaan termutilasi, dan di dalam lemari es mereka menemukan beberapa potongan kepala manusia. Sementara beberapa potongan mayat lainnya ditemukan dalam tong yang berisi asam. Ditemukan juga sebuah altar lilin dan tengkorak manusia di lemarinya.

Kisah penangkapan Jeffrey Dahmer langsung secara cepat menjadi terkenal. Tuduhan segera muncul bahwa Jeffrey telah melakukan praktik nekrofilia (keinginan untuk menyetubuhi mayat) dan kanibalisme.

Sebenarnya tetangga sekitar sudah berulang kali menelepon pihak kepolisian untuk memeriksa ruang apartemen Jeffrey karena saat malam sering mendengar suara pertengkaran, dentuman keras, dan bau busuk yang tidak mengenakkan. Namun, mereka tidak pernah menggubris keluhan dari orang-orang di apartemen tersebut.

Pengadilan Jeffrey Dahmer

Jeffrey didakwa atas 17 tuduhan pembunuhan yang kemudian dikurangi mejadi 15. Edwars yang merupakan korban terakhir yang berhasil lolos tidak dimasukkan ke dalam dakwaan percobaan pembunuhan. Persidangannya dimulai pada 30 Januari 1992 dengan bukti kuat yang sangat banyak melawannya. Jeffrey mencoba untuk mengelabui hakim dengan mengatakan bahwa dirinya gila.

Pengadilan memutuskan bahwa Dahmer itu waras dan bersalah atas 15 tuduhan pembunuhan dan menjatuhkan hukuman 15 kali hukuman seumur hidup, atau sebanyak 957 tahun penjara. Jeffrey tidak dihukum mati karena pada saat itu, Wisconsin telah menghapus hukuman mati pada tahun 1853.

Pada sidang hukumannya, Dahmer menyatakan penyesalannya atas hukumnannya. Tidankannya tidak termaafkan dan dia menginginkan agar dirinya dihukum mati di kursi listrik. Pada bulan Mei tahun itu, Dahmer diekstradisi ke Ohio, di mana dia mengakui kesalahannya dalam membunuh korban pertamanya, Stephen Hicks.

Kematian Seorang Jeffrey Dahmer

Ketika di penjara, Jeffrey telah mendapatkan 2 kali penyerangan yang dilakukan oleh narapidana lainnya. Narapidana yang pertama mencoba membunuh Dahmer dengan menebas tenggorokan Dahmer menggunakan silet. Namun ia berhasil lolos dan hanya mengalami luka yang dangkal.

Penyerangan yang kedua pada tanggal 28 November 1994 terjadi saat Jeffrey Dahmer melakukan piket kebersihan di Gym penjara bersama Jesse Anderson. Saat itu sipir penjara mengatakan bahwa mereka mendapatkan tambahan bantuan untuk melakukan bersih-bersih, yaitu seorang narapidana yang bernama Cristhopher Scarver.

Saat sipir sudah pergi, Christopher langsung menghabisi Jesse Anderson menggunakan gagang sapu. Setelah itu ia memukuli Jeffrey Dahmer dengan menggunakan barbel berulang kali di kepalanya. Dahmer meninggal karena trauma kepala yang sangat parah pada saat perjalanan ke rumah sakit. Jesse Anderson meninggal dua hari kemudian karena lukanya.

Posting Komentar untuk "Kisah Nyata Jeffrey Dahmer Sang Pembunuh Berantai Dari Milwaukee"